SMA Negeri 68 diresmikan oleh Presiden Kedua Republik Indonesia, Soeharto, pada 31 Agustus 1981. SMAN 68 Jakarta beserta SMP Negeri 216 Jakarta, SD Negeri Kenari 7-12 Jakarta, dan gedung multifungsi Menza, dikenal sebagai bagian dari Kompleks Pendidikan Salemba 18. Selama 43 tahun berdiri, sekolah ini terus mengalami perubahan kurikulum dan paradigma belajar untuk memenuhi kebutuhan siswa dan tuntutan masyarakat.
Kurikulum 2004 (KBK) telah diterapkan sepenuhnya sejak tahun ajaran 2005/2006 di semua jenjang kelas. Pada tahun yang sama, layanan kelas internasional berdasarkan Kurikulum Cambridge juga dimulai. Pada tahun ajaran 2006/2007, sekolah ini ditunjuk sebagai Rintisan Sekolah Nasional Berstandar Internasional (RSBI), dengan pelaksanaan RSBI yang dimulai pada tahun ajaran 2008/2009 di kelas X.
Penunjukan sebagai Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) mendorong sekolah untuk meningkatkan kualitas dan kinerjanya. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencapai tujuan ini, termasuk penerapan ISO 9001 – 2000 dan pengembangan KTSP dengan menambahkan muatan internasional. Sebagai sekolah yang berlokasi di ibu kota negara, SMA Negeri 68 berkomitmen untuk menjadi unggul dalam bidang IPTEK. Komitmen ini didasarkan pada kondisi obyektif lingkungan, sumber daya manusia, dan potensi siswa.
Saat ini, SMA Negeri 68 Jakarta telah mengadopsi Kurikulum Merdeka, yang memberikan kebebasan lebih besar bagi sekolah dan guru dalam mengatur pembelajaran, menekankan pada pengembangan kompetensi dan karakter siswa sesuai dengan minat dan bakat mereka. Kurikulum Merdeka juga mendorong pembelajaran yang lebih fleksibel dan kontekstual, serta mengintegrasikan teknologi dan inovasi dalam proses belajar mengajar.